Dear kamu,
Kamu ingat nggak, waktu kita bercanda dan tertawa
bersama?
Kami ingat nggak sewaktu kita berjalan, berlari bersama?
Kamu
ingat nggak tiap kali aku bilang kata cinta Kamu ingatkah saat berduaan?
Kamu ingat nggak saat kita saling memberi hadiah?
Ingat waktu kita
bertengkar? Ingat saat aku menangis memohon maaf darimu?
Ingat kah kamu?
Semua hal yang sudah pernah kita lalui?
Aku harap kamu tidak lupa
semua itu,
semua hal yang pernah terjadi di antara kita,
perjuangan
yang kita lakukan demi mempertahankan hubungan kita ini.
Aku harap kamu
tidak lupa betapa besar cintaku padamu.
Aku tahu surat ketikan
tidak ada aroma romantisnya. Namun, maaf, kamu tahu bagaimana tulisanku..
Aku ingin kamu
memahami dengan sempurna arti tulisanku ini agar kamu mudah mengerti
maknanya tanpa harus mengernyitkan keningmu untuk mengartikannya.
Aku
akui, pertengkaran kita karena ulahku,
kurang lebih.
tapi aku selalu
berusaha mengubah sifatku.
Butuh waktu lama untuk mengubah sifatku,
pergaulanku.
Namun keluhanmu, adakah aku membantah?
Coba kau
tengok ke dalam dirimu sendiri.
Aku tetap meminta maaf kepadamu dan tak
pernah mengungkit sifatmu lagi sampai sekarang.
Aku juga menangis dalam
kesendirian untuk mengobati hatiku yang sakit karena tak mau
membebanimu.
Setiap pertengkaran, akulah yang meminta maaf.
Aku
juga cukup sabar menghadapi semua kemarahanmu, keegoisanmu.
Yang dapat
ku lakukan hanyalah diam dan menangis.
Tidak kah kau sadar itu semua?
Tidak kah kau rasakan bagaimana pedihku?
Selama ini kau selalu berkata sakit hati karena mempunyai hubungan
dengankku.
Pernahkah aku berkata seperti itu padamu?
Aku bertahan sekuat
tenaga menghadapi tiap kata yang kau ucapkan. Karena kita pernah
berjanji untuk selalu mencintai, ingat?
Mungkin aku pernah berkata
aku jenuh padamu.
Namun, jenuhku beralasan. Aku jenuh disalahkan,
aku
jenuh selalu mendengar emosi-emosimu padahal aku bertanya dengan baik
dan sopan.
Tahukah
aku tidak peduli akan hal itu lagi? Aku hanya ingin menghargai semua
orang.
Apakah aku seburuk itu di matamu?
Setelah semua pengorbananku?
Mungkin kamu tidak pernah mengingat semua hadiah-hadiah yang susah payah
aku buat sendiri untukmu.
Kamu selalu menganggap aku jahat.
Aku
selalu kau salahkan.
Aku terima karena aku tahu pertengkaran kita hanya
emosi sementara.
Aku selalu menyayangimu walaupun kau tak sadari itu.
Sekarang,
di saat kita akan merayakan hari jadi kita, pertengkaran datang
kembali.
Kamu bereaksi berlebihan atau mungkin ini salahku? Lagi?
Aku
hanya mohon jangan tuduh aku menyayangi orang lain.
Kamu tidak tahu
bagaimana rasanya dituduh melakukan hal yang tidak dilakukan.
Sakit
rasanya.
Bukti apa lagi yang kau minta?
Aku tidak pernah memilih
orang lain selain kamu.
Hanya kamu yang ada di dalam setiap hembusan
nafasku.
Haruskah aku berteriak dan mengatakan kalau aku menyayangi
bukan dia?
Kini, aku letih mengemis maafmu.
Ku serahkan semua
keputusan padamu.
Renungkanlah. Aku memang buruk namun aku pantas untuk
dihargai.
Terima kasih sudah mau membaca suratku di blogku ini. Hatiku sekarang
tumbuh lebih kuat. Tidak akan kupaksakan lagi perasaanmu untuk terus
menjadi milikku. Terserah padamu sekarang. Namun, satu hal yang perlu
kau tahu, cintaku tidak pernah terbagi menjadi dua untuk kamu dan dia,
cintaku hanya satu untuk kamu semua.
Big hug,
yudhan
23-10-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar